ketua Dewan perwakilan Mahasiswa IKIP Mataram 2011-2012

Kamis, 28 Juli 2011

Harapan Mahasiswa terhadap Pemimpin Baru Terpilih “BEM IKIP Mataram 2011/2012”

      Menyadari pentingnya regenerasi kepemimpinan sebuah organisasi, BEM, DPM IKIP Mataram merupakan salah satu bagian dari itu, sehingga tepatnya rabu, 27 juli 2011 organisasi kemahasiswaan yang strukturnya dibawah lansung PR III bagian kemahasiswaan ini mengadakan  PEMIRA (Pemiluhan Umum Raya Mahasiswa). Pemira adalah salah satu bagian yang penting dari proses demokrasi, dimana pada moment ini mahasiswa memilih secara lansung pemimpinnya ditataran student government. Semua berharap mudah-mudahan proses pemira di lingkup IKIP Mataram ini merupakan salah satu bagian proses percepatan regenerasi kepemimpinan bangsa. Sehingga kedepan negeri ini tidak dihadapkan lagi dengan persoalan krisis kepemimpinan karena mulai dari sekarang simpul-simpul kepemimpinan itu terkonstruk dengan baik. Amin…
      Pemira tahun ini sangat luar biasa, dimana antusias mahasiswa untuk menentukan pemimpinnya mengalami peningkatan dari 12.000_an jumlah keseluruahn mahasiswa yang ikut memilih 3057 orang atau setara dengan 25% dari total keseluruhan mahasiswa IKIP Mataram. Setelah melalui prose yang cukup panjang step by step proses pemiluhan umum raya mahasiswa sehingga pada akhirnya terpilih pasangan kandidat No 3 (Budi Satriyadi & Enri Susanto) sebagai presiden dan wakil presiden mahasiswa IKIP Mataram periode 2011-2012 dengan perolehan suara 1043 suara, setelah menyisihkan ketiga  kandidat lainya yaitu No 1 (Sapriadi & Arif Darmawan) 697 suara, No 2 (Sabolah & Didi Asep irawan) 695 suara, dan No 4 (Lalu Sri Gede & Ilham) 576 suara. Kandidat pemenang presma dan wapresma kali ini merupakan mahasiswa semester VI terbaik dari jurusan pendidikan olahraga (FPOK) dan jurusan pendidikan bahasa inggris (FPBS).
         Proses pemira IKIP Mataram sudah usai, siapapun yang terpilih dialah pemimpin student government IKIP Mataram untuk satu tahun kedepannya. pemimpin yang dikehendaki mahasiswa melalui proses yang cukup demokratis. Ditanganyalah tumpahan harapan civil society kampus, di pudaknyalah amanah mahasiswa di emban dengan harapan terciptanya student government yang lebih baik. Mahasiswa tentu tidak berharap banyak, mahasiswa tidak mempunyai cita-cita yang amat muluk, hanya satu kata yang terus menggema dalam lerung batin mahasiswa adanya perubahan yang lebih baik, baik dari segi manajemen maupun program-programnya. Semua sepakat dan  berharap bahwa pemimpin yang terpilih hendaknya menjadi inspirator keteladanan bagi yang di pimpinnya dan yang terdepan untuk mengawal kebijakan-kebijakan kampus yang tidak (pro mahasiswa) atau berpihak kepada kepentingan mahasiswa. Pemimpin yang memperpadukan antara nilai-nilai intelegensi quatient, emotional quatient dan spritual  quatient dan profesionalisme harus menjadi ruh kepemimipinnya, (Ary Ginanjar;2001 “Leadership Principle”). Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu melawan nafsu keserakahan, idealis sebagai agent of change mampu ditegakkan, bukan malah tergadaikan. Ada begitu banyak pemimpin yang kalah dan bahkan gagal dalam melawan nafsu keserakahannya, sehingga mereka berselingkuh kepada pembuat kebijakan (birokrasi kampus) karena kepentingan-kepentingan sesaat, sehingga akibatnya pemimpin seperti ini menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu sesuai dengan kehendak nafsunya dan berusaha untuk selalu menutup-nutupi kebijkan-kebijakan manajemen kampus yang tidak berpihak kepada mahasiswa. Praktek KKN merupakan salah satu contoh nafsu keserakahan kekuasaan. Dia harus tahu dan sadar bahwa pemimpin adalah melayani bukan di layani. Mental pejabat-pejabat mahasiswa yang angkuh dan tidak demokratis untuk memberikan kepada semua mahasiswa untuk berkreasi dan berekspresi dan selalu di layani harus segera berakhir, cukuplah massa lalu dijadikan pengalaman yang berharga dan batu loncatan untuk berfikir secara bijak terhadap semua persoalan yang dihadapi kedepannya, sudah saatnya pemimpin harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada mahasiswa. Karena mahasiswalah yang telah menghantarnya menjadi pemimpin.
Kalau SELAMA ini kita hanya mampu membaca Sejarah oarng lain, maka sudah saatnya kita menjadi PELAKU SEJARAH. Kita harus mampu menciptkan peristiwa, untuk kemudian di kenang oleh generasi mendatang. Karena Sejarah adalah rentetan Peristiwa masa lalu yang di kenang oleh orang-orang masa kini "SELAMAT MENCIPTAKAN SEJARAH", 
"Selamat kepada kawan Budi Satriyadi & Enri Susanto, Mahasiswa IKIP Mataram Menunggu Karyanya"

By, Mansur Amriataul [mantan ketua DPM IKIP Mataram 2010-2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar